5 TIPS SETTING ISO KAMERA
5 Tips Setting Iso Kamera
Kita tahu kalau ISO merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan eksposur di kamera. ISO yang di masa lalu dikenal dengan ASA (kecepatan film) di era digital ini menyatakan kepekaan sensor terhadap cahaya. Kamera masa kini umumnya bisa punya nilai ISO yang sangat tinggi, yang secara teori artinya kamera bisa membuat foto jadi lebih terang walau dipakai di tempat yang kurang cahaya, tanpa bantuan flash. Kali ini kami akan ulas lebih dalam tips-tips mengenai ISO di kamera digital, tentunya supaya anda lebih paham dalam mengoptimalkan fitur ini. Bagi yang menggemari fotografi biasanya sudah bisa menaklukkan masalah ISO untuk pemotretan di berbagai situasi. Apalagi pengaturan ISO semakin mudah dengan adanya kamera digital dan sistem otomatisnya. Tapi tahukah Kamu, ISO untuk merekam video itu tidak sama lho dengan memotret.
Pada foto, kita perlu settingan yang tujuannya memaksimalkan satu foto saja. Namun pada video, ISO sangat penting untuk membuat tampilan rekaman yang terdiri beberapa klip (yang kita gabung-gabungkan pastinya) bisa selalu konsisten meski mungkin beda situasi pencahayaan. Karena beda pencahayaan dikit dan salah memilih ISO, maka akan langsung terlihat noise-nya jumping dan seolah antara klip satu dengan klip lainnya tidak selaras, jadi semakin kelihatan seperti video amatir. Jadi Semakin tinggi ISO maka semakin banyak noise.
Inilah 5 Tips Setting Iso Kamera antara lain :
- Hasil Foto terbaik didapat di ISO terendah : Ingat selalu akan hal ini. ISO dasar, atau ISO terendah (misal ISO 100) akan memberi hasil foto yang kualitas fotonya paling bagus. Sebaliknya di ISO tinggi foto akan muncul noise. Di era film, ASA tinggi memberi hasil noise yang artistik karena terlihat grainy, tapi di era digital noise yang muncul lebih cenderung merusak foto. Tipsnya adalah, gunakan ISO rendah untuk mendapat kualitas foto terbaik dan bebas noise, bila memungkinkan.
- ISO tinggi untuk meningkatkan kekuatan flash : Tips untuk membuat lampu kilat lebih bertenaga adalah dengan memakai ISO tinggi. Untuk membuktikannya, cobalah ambil foto ruangan yang luas dan agak gelap dengan lampu kilat di ISO rendah, lihat betapa lampu kilat cenderung gagal untuk menerangi seluruh ruangan. Ulangi foto tersebut dengan ISO tinggi dan lihat bedanya.
- ISO Lo dan Hi : Di kamera yang lebih canggih kerap dijumpai ada ISO Low dan ISO High. Ini maksudnya adalah nilai ISO yang diperluas dari rentang standarnya, supaya lebih banyak pilihan. Misal nilai ISO terendah adalah ISO 200, tapi ada ISO Low maka ISO Low dianggap setara dengan ISO 100. Sebaliknya misal ISO tertinggi adalah ISO 6400 tapi diatasnya ada ISO High maka dianggap setara dengan ISO 12800
- Saat tidak bawa tripod, ISO bisa bantu foto tetap tajam : Tripod dibutuhkan untuk membuat kamera stabil saat mengambil gambar, sehingga hasil foto tidak blur karena getaran/goyang. Kenapa selama ini kita bisa memotret dengan tajam walau tanpa tripod? Jawabannya karena kebetulan kita memakai shutter speed cukup tinggi (misal 1/60 detik). Tapi coba memotret tanpa tripod dengan kecepatan 1/2 detik maka foto dijamin blur dan tidak bisa dinikmati. Nah adakalanya tripod yang dibutuhkan tidak sedang bersama kita, dan tidak ada pilihan lain selain memotret dengan memegang kameranya. Maka prinsipnya kita harus membatasi kecepatan shutter jangan lebih lambat dari nilai tertentu (biasanya memakai rumus 1/panjang fokal). Kadang dalam banyak kondisi, untuk itu kita perlu menaikkan ISO. Saat tidak memakai tripod prinsipnya adalah : lebih baik foto noise (karena ISO tinggi) tapi hasilnya tajam (tidak blur) daripada dapat foto yang foto bersih (karena ISO rendah) tapi blur.
- Sensor besar, ISO tinggi masih aman : Tidak setiap kamera punya sensor yang (ukurannya) sama. Kamera DSLR dan hampir semua kamera mirrorlesspunya sensor cukup besar, di kubu lain ada kamera saku dan ponsel yang sensornya kecil. Kira-kira inilah perbandingan ukuran sensor yang dianggap cukup besar hingga besar, dari kiri sensor 1 inci milik Nikon 1, lalu Micro Four Thirds, APS-C dan Full Frame 35mm. Sensor yang ukurannya lebih kecil dari ilustrasi dibawah ini tidak disarankan untuk pakai ISO tinggi karena hasil fotonya akan jelek, misal sensor 2/3 inci, sensor 1/1,7 inci dan sensor 1/2.5 inci. Keuntungan kamera dengan sensor yang lebih besar adalah hasil foto yang didapat bisa lebih baik, khususnya saat memakai ISO tinggi. Kamera DSLR full frame 35mm masih memberi hasil foto yang baik di ISO 3200, kamera DSLR APS-C hasil fotonya masih oke di ISO 1600. Sensor 1 inci dan sensor Micro Four Thirds juga cukup baik di ISO 1600 tapi tentu masih lebih baik hasil dari sensor dari APS-C.
Fitur ISO sudah sedemikian akrab di telinga dan kadang kita justru tidak begitu peduli dengan potensi kegunaannya. Padahal ISO inilah yang membuat fotografi digital begitu berbeda, begitu praktis. Pahami kapan waktu yang tepat untuk memakai ISO rendah, dan sebaliknya kapan memakai ISO tinggi. Di masa lalu untuk hanya merubah ASA, orang harus menghabiskan dulu filmnya baru ganti dengan film baru. Kini tinggal tekan tombol dan ISO pun berubah.
5 tips setting iso kamaera, setting, cara setting iso kamera, cara mengatur iso aperture, cara setting iso kamera canon, setting iso kamera nikon, cara setting iso kamera sony, cara mengatur iso canon 1200d, cara mengatur iso kamera nikon d750, tips dan trik setting iso kamera,
More from my site
Tag:5 tips setting iso kamera, cara mengatur iso aperture, cara mengatur iso canon 1200d, cara mengatur iso kamera nikon d750, cara setting iso kamera, cara setting iso kamera canon, cara setting iso kamera sony, setting iso kamera nikon, tips dan trik setting iso kamera, tips setting iso kamera, trik setting iso kamera