3 Tips Tata Cara Memotret Dalam Kelenteng
3 Tips Tata Cara Memotret Dalam Kelenteng
Kelenteng biasa digunakan sebagai tempat beribadah pemeluk agama Konghucu,siapa saja boleh datang ke tempat ini tidak terbatas pada agama,mereka bisa datang untuk melihat nilai religi dan sejarah juga orang Tionghoa yang sedang beribadah.Umat Konghucu tidak punya waktu khusus untuk bersembahyang, boleh kapan saja. Namun jadwal sembahyang umumnya dilaksanakan pada Ce It (tanggal satu pada kalender China setiap bulan) dan Cap Go (tanggal 15 pada kalender China setiap bulan).Ketika Imlek, sembahyang umumnya dilakukan pada malam sebelum Hari Imlek atau pagi saat Hari Imlek. Momen sembahyang saat Imlek menjadi yang paling ramai dalam satu tahun.
Bagi penggemar fotografi, memotret kebudayaan Tionghua tentunya sangat menarik, selain fotogenik karena tempat ini banyak mengunakan warna merah dan kuning/emas, juga banyak asap dari hio/dupa yang membuat suasana yang dramatis,naaahhh…kali ini Jakarta School of Photography akan mengulas bagaimana tips tata cara memotret dalam kelenteng:
1. Minta izin dulu
Pertama, sudah paling pasti adalah meminta izin terlebih dulu kepada penanggung jawab di kelenteng. Izin ini bisa disampaikan secara tertulis, atau lisan kepada tuan rumah apabila sudah dapat izin, tentunya kita bisa lebih enak untuk memotret. Bagaimanapun juga kita sebagai tamu harus menghormati sang tuan rumah.Selanjutnya usahakan tidak menggunakan lampu flash yang terang karena cahayanya bisa mengganggu saudara-saudara kita yang sedang beribadah di dalam kelenteng biasanya pencahayaan di dalam kelenteng sudah cukup untuk membuat foto kita menarik, tidak perlu tambahan pencahayaan lagi.Perhatikan juga situasi dan kondisi biasanya yang berburu foto tak hanya kita saja, melainkan banyak fotografer lainnya. Belum lagi banyaknya pengunjung yang membeludak harus pintar-pintar membawa diri.
2. Usahakan foto candid
Bagi pemburu foto ‘human interest’ sudah pasti harus bisa hunting foto secara candid. Justru yang paling menarik dari Imlek adalah kalau kita bisa menangkap momen-momen yang tidak bisa terulang 2 kali. Pasti ada kepuasan tersendiri bila traveler berhasil mengabadikan momen ini.Tips paling penting yaitu fotografer harus menghormati hak umat Tionghoa yang ingin beribadah jangan menghalangi, berikan jalan. Sebaiknya menjaga jarak juga, agar mereka bisa nyaman dalam beribadah. Bagaimanapun juga kebebasan kita mengambil foto harus tetap memperhatikan hak umat untuk beribadah.Pahami juga aturan yang berlaku di dalam kelenteng tersebut biasanya ada beberapa bagian kelenteng yang tidak boleh difoto kalau sudah seperti aturannya ya kita patuhi saja.
3. Menjaga Kebersihan
Demi menjaga kenyamanan para pengunjung lain, diharapkan para pengunjung yang datang turut menjaga kebersihan seperti halnya tidak membuang sampah sembarangan.Hindari menyentuh barang yang ada di dalam kelenteng seperti lilin,bunga,buah-buahan DLL yang terdapat di altar persembahyangan,hindari pula menyentuh segala jenis barang yang ada di altar persembahyangan karena memang barang tersebut termasuk dalam ritual peribadatan.Hati-hati dengan sumber api, terutama saat momen Imlek akan ada banyak sumber api biasanya dari lilin-lilin berukuran besar, lentera, dan dupa. Hati-hati dengan sumber api, terutama jika Anda berkunjung membawa anak-anak.
Cara memotret aktifitas di dalam kelenteng itu sendiri adalah sebagai berikut:
Sumber: Youtube
Secara teknis, cobalah memotret dengan shutter yang cukup cepat, (1/125 – 1/500 detik) tergantung seberapa cepat gerakan subjeknya, lensa yang cocok untuk foto pawai dan dalam keramaian adalah lensa menengah-tele seperti 24-120mm atau 18-135mm. Usahakan tidak banyak mengganti-ganti lensa karena Anda bisa kehilangan momen.Potretlah dengan berbagai sudut pandang, lebar untuk menceritakan suasana keseluruhan standar/medium shoot untuk memotret interaksi dan telefoto untuk menangkap portrait dan detail. Jangan terlalu fokus ke detail atau ke suasana yang lebar saja tujuannya supaya foto-fotonya yang dibuat lebih bervariasi dan bisa dirangkai dalam bentuk cerita.Memotret di sore hari atau malam juga menarik karena cahaya api dari lilin dan lampion-lampion akan terlihat lebih indah di malam hari. Saat cahaya berkurang mengunakan lensa fix berbukaan besar seperti lensa 50mm f/1.8 atau f/1.4 akan sangat membantu untuk mengumpulkan cahaya dan sekaligus membuat bagian yang tidak fokus menjadi blur. Dengan lensa bukaan besar, ISO jadi tidak perlu terlalu tinggi sehingga kualitas gambar terjaga dengan baik.Saat memotret di keramaian, waspadalah, biasanya pencopet senantiasa mengintai. Usahakan barang berharga seperti dompet dan ponsel disimpan di dalam tas dengan aman. Hindari meletakkan barang berharga di kantong celana, terutama bagian belakang. Tidak jarang kami mendengar ada yang kecopetan saat keasyikkan memotret. Hati-hati juga dengan tarian Barong atau Liong / naga, karena jika berada terlalu dekat, Anda bisa jadi tertabrak penari Barong atau ekor dari Liong yang panjang.