
Buku Food Photography
Dewasa ini dunia fotografi khususnya di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, dalam artian fotografi bukan hanya sebagai pekerjaan profesioanl tapi sudah menajdi life style bagi masyarakat perkotaan. Fenomena ini terlihat dari semakin banyaknya media yang membahas tentang dunia fotografi, mulai dari koran, majalah, televisi dan internet.
Fotografi pada zaman dahulu merupakan ilmu dan kemampuan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertntu saja, namun seiring dengan berkembangnya zaman dunia fotografi mulai di dalami oleh semua kalangan. Cabang seni fotografi mulai muncul bermacam-macam seperti Landscape Photography, Macro Photography, dan Potrait Photography. Kemudian muncul satu cabang baru yang ikut meramaikan dunia fotografi yaitu Food Photography.
Food Photography adalah sebuah cabang seni fotografi yang bertujuan untuk mengabadikan segala macam bentuk dari makanan yang disetting sedemikian rupa sehingga mampu tergambarkan lezatnya makanan tersebut tanpa bercerita dan hanya gambar yang berbicara.
Para pecinta Food Photography Indonesia masih takut untuk membukukan setiap hasil karyanya. Hal ini dapat diketahui dari hasil data buku di Gramedia Book Store yang membahas tentang Food Photography masih jarang sekali dibandingkan buku dari cabang Fotografi yang lain.
Untuk itu Herry Tjiang salah satu Food Fotografer Indonesia mencoba merangkum hasil karya nya dari berbagai sumber Kuliner Indonesia. Hasil karya nya itu ditulis dalam sebuah buku yang berjudul ” 7 Hari Belajar Photography “. Ini merupakan buku kedua yang ia tulis, setelah sukses dalam buku pertama nya yang ia beri judul ” 7 Hari Belajar Fotografi” , buku terbitan Elex-Media ini telah sukses diproduksi sebanyak 12.000 copy.
Buku ini disajikan lengkap mulai dari perlengkapan sederhana sampai studio. Tidak ketinggalan dipersenjatai pula dengan contoh foto dari 5 jenis tipe (Jepang, Seafood, Westren, Chinese, Street Food dan Indonesia). Buku ini bisa menjadi pegangan untuk kalian yang ingin menekuni duia food photography baik sebagai hobby, pekerjaan, ataupun sebagai food blogger.
Semua penjelasan dalam buku ini didasarkan dari pengalaman penulis sebagai fotografer makanan dan pengajar. Buku ini tersusun dan didesain dengan Konsep Master yaitu Mudah-Applicable-Sistematis-Terstruktur dan Full Colour. Buku ini dapat dipelajari dengan santai selama 7 hari dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dapat diterapkan untuk foto makanan apa saja dan di mana saja.
Untuk lebih jelas nya mari kita ulik isi dari Buku 7 Hari Belajar Photography ini :
1. Peralatan
Pada bab pertama ini akan dijelaskan pemahaman tentang kamera, lensa yang dipakai dan peralatan yang harus dimiliki. Dengan mengetahui peralatan yang kita miliki kita dapat mengerti, mengenali dan menggunakannya dengan baik. Kamera saat ini yang dikenal dan sering dipakai untuk pemotretan adalah kamera DSLR dan Mirrorless.
Setiap kamera memiliki lensa masing-masing yang bisa diganti dan tergantung dengan besar kecilnya sensor atau yang biasa disebut kamera full frame dan non full frame atau crop factor.Lensa yang dipakai untuk memotret makanan adalah wide, normal, tele dan makro.
Dan setiap lensa juga harus disesuaikan dengan jenis kameranya.
2. Exposure
Exposure memiliki tiga elemen yang sering disebut “Triangle Photography’ yaitu ISO, Speed, dan Diafragma. ISO untuk menentukan kualitas dari foto tersebut. Semakin rendah ISO semakin detail objek yang difoto sedangkan makin tinggi ISO nya semakin grain atau noise.Â
Speed adalah kecepatan dari shutter. Jika lebih cepat dibandingkan objeknya maka objek akan freeze. Sebaliknya, jika lebih lambat dari objeknya maka objek akan blur. Diafragma adalah besarnya/luasnya ruang tajam dari objek yang difoto. Semakin kecil angka diafragma atau semakin besar bukaanya maka DOF nya akan semakin kecil.
3. Ambient Light
Ambient Light atau biasa disebut cahaya seadanya/available light adalah gabungan sumber cahaya alam/natural light seperti cahaya matahari dengan cahaya buatan seperti lampu baik bohlam lampu, led, ataupun sumber cahaya yang lain yang dibuat oleh manusia. Pada bab ini kita akan mempelajari cara memotret menggunakan cahaya natural dan seadanya atau lebih mudahnya apa yang terlihat oleh mata kita, atau cahaya yang ada pada saat kita memotret.
Cahaya seadanya ini bergantung sepenuhnya dengan cahaya yang ada sehingga kamera harus menyesuaikannya. Tentunya, hasilnya tidak semaksimal kalau kita melakukan pemotretan di studio/menggunakan lampu studio. Pada penggunaan ambient light atau seadanya ini sering kali kita harus mengorbankan kualitas foto kita seperti penggunaan ISO tinggi seperti ISO 1600, 3200 atau diatasnya jika cahaya matahari yang ada kurang.Â
4. Studio Lighting
Bab ini menjelaskan peralatan dan perlengkapan apa saja yang diperlukan atau dibawa untuk pemotretan makanan menggunakan lampu studio. Penggunaan lampu studio pada pemotretan makanan diperlukan karena beberapa faktor :
1. Kemudahan dalam mengatur cahaya tanpa harus mengubah-ubah exposure
2. Mendapatkan konsistensi dari exposure yang sama
3. Mendpatkan kedalaman foto yang kita inginkan tanpa harus menunggu cahaya matahari lebih keras ataupun lebih lembut menerangi objek
4. Mendapatkan efek yang bisa dibuat sesuai keinginan yang tidak dapat dilakukan oleh natural light ataupun available light
 5. Penataan (Food Stylish)
Penataan makanan merupakan hal terpenting dalam memotret makanan dan merupakan pembeda dari foto makanan yang kita lakukan.
Penataan makanan ini biasanya dilakukan oleh food stylish yang memang ahli dibidang stylish atau penagturan makanan.
Tetapi sebagai fotografer makanan kita diharuskan mengerti dan memiliki kecintaan terhadap makanan sehingga foto makanan yang kita ambil memiliki nilai atau rasa yang membuat orang tertarik untuk melihat, berimajinasi atau berkeinginan untuk memakannya.Â
6. Komposisi
Setelah mempelajari peralatan dan perlengkapan fotografi, teknik fotografi menggunakan ambient light, studio lighting dan bagaimana menyusun makanan dengan baik, saatnya kita memperlengkapinya dengan komposisi yang menarik sehingga foto makanan tersebut lebih terlihat.
Beberapa teknik menyusun makanan/komposisi dapat kita pelajari dan terapkan di dalam fotografi makanan tersebut. Dalam menyusunnya pun kita bisa lakukan dalam satu makanan ataupun hanya sebagian saja. Dengan mengetahui komposisi yang tepat akan sangat berpengaruh pada keindahan makanan itu sendiri.
7. Creative Shoot
Setelah mempelajari teknik foto menggunakan ambient light dan dengan studio lighting, kita bisa bereksperimen mengguanakan makanan dari berbagai negara yang tentunya memiliki karakter masing-masing. Penjelasan alat-alat pendukung sebagai properti tambahan sangat membantu memberikan komposisi yang menarik. Komposisi sudut pandang dan warna turut menbuat kita lebih terlihat.
Penggunaan garnish yang tepat dan penyusunan makanan (stylish) akan menambah foto lebih menarik. Foto-foto penerapan creative food dari makanan seafood, japanese, chinese food, western, food indonesia dan street food. Setiap pemotretan akan dijelaskan dengan diagram lighting, tekniknya dan trip triknya yang bisa dipakai atau diterapkan di jenis makanan yang sama atau jenis makanan yang lainnya.Â
Temukan sensasi memotret dan makan di dalam buku ini. Buku ini cocok untuk food blooger, food photographer dalam memotret makanan, membuat menu , membuat tutorial, blogger. Buku ini direkomendasikan juga oleh www.zomato.com webportal resto terdepan di lebih dari 23 negara di dunia. Dapatkan segera di toko buku terdekat dan tersedia juga di tokopedia.
WA 0858 8175 0095
Follow ig :Â https://www.instagram.com/sekolahphoto
Follow fb :Â https://www.facebook.com/Jspschool/
buku food photography, buku food fotografi, materi food photography, materi food fotografi, makalah food photography, panduan fo0d fotografi, modul food photography, modul food fotografi, pengertian food fotografi,Â
0 responses on "Buku Food Photography"