• No products in the cart.

Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Ngerti Tentang Exposure

Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Ngerti Tentang Exposure

Saat ini pekerjaan sebagai fotografer semakin diminati, terutama dengan berkembangnya teknologi kamera dan platform media sosial. Kemajuan Teknologi: Kamera DSLR, mirrorless, dan bahkan smartphone kini mampu menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Ditambah dengan software editing yang mudah diakses, fotografer bisa menghasilkan karya profesional dengan peralatan yang lebih terjangkau. Instagram, Pinterest,TikTok dan platform berbasis visual lainnya mendorong permintaan untuk foto-foto berkualitas tinggi. Banyak bisnis dan individu membutuhkan fotografer untuk keperluan branding, pemasaran, dan konten media sosial. Ada banyak cabang fotografi yang bisa diambil, seperti fotografi pernikahan, potret, produk, fashion, olahraga, hingga drone photography. Setiap cabang memiliki pasar tersendiri, sehingga fotografer dapat memilih spesialisasi sesuai minat mereka.

Fotografi bukan sekedar menekan tombol shutter, melainkan memahami berbagai elemen teknis dan artistik, salah satunya exposure. Exposure sendiri adalah kunci untuk mengatur seberapa terang atau gelap hasil foto, dan ini dipengaruhi oleh tiga elemen utama yang dikenal sebagai exposure triangle. Pada artikel kali ini team Jakarta School of Photography akan mengulas tentang Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Ngerti Tentang Exposure, berikut ulasannya:

Pengertian Exposure adalah

Exposure adalah salah satu elemen paling penting dalam fotografi. Tanpa memahami exposure, akan sulit untuk menghasilkan foto yang sesuai dengan harapan. Berikut adalah beberapa poin penting tentang exposure:

Aperture (Bukaan Diafragma)
Aperture mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera. Diukur dalam f-stop (contoh: f/2.8, f/5.6). Angka kecil berarti bukaan lebih besar (lebih banyak cahaya), sementara angka besar berarti bukaan lebih kecil (lebih sedikit cahaya). Aperture juga mempengaruhi depth of field atau kedalaman fokus—aperture besar (f/2.8) menghasilkan latar belakang yang blur, sedangkan aperture kecil (f/16) membuat lebih banyak area dalam fokus.

Shutter Speed (Kecepatan Rana)
Shutter speed mengatur berapa lama sensor kamera terpapar cahaya. Diukur dalam detik atau pecahan detik (contoh: 1/1000, 1/30). Shutter speed cepat membekukan objek bergerak, sementara shutter speed lambat dapat menghasilkan efek motion blur.

ISO
ISO mengontrol sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Nilai rendah (ISO 100) membuat gambar lebih bersih dan sedikit noise, tetapi memerlukan lebih banyak cahaya. Nilai ISO tinggi (ISO 1600 atau lebih) berguna dalam kondisi cahaya rendah, tetapi dapat menghasilkan noise lebih banyak pada gambar.

Keseimbangan Exposure (Exposure Triangle)
Aperture, shutter speed, dan ISO saling berinteraksi. Misalnya, untuk menjaga exposure yang sama saat menaikkan ISO, Anda bisa menyesuaikan aperture atau shutter speed. Keseimbangan inilah yang disebut sebagai “exposure triangle.”

Metering Mode
Kamera memiliki mode pengukuran cahaya (metering mode) yang membantu menentukan exposure terbaik, seperti evaluative/matrix metering, spot metering, dan center-weighted metering. Pemahaman tentang ini penting untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat dalam berbagai situasi.

Tips menggunakan exposure

Penggunaan exposure (paparan) dalam fotografi sangat penting untuk mengontrol seberapa terang atau gelap sebuah gambar. Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola exposure dengan efektif:

1. Pahami Segitiga Exposure

Segitiga exposure terdiri dari tiga elemen penting: Aperture (bukaan), Shutter Speed (kecepatan rana), dan ISO. Semua saling mempengaruhi dan menentukan exposure:

Aperture:
Mengontrol jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Nilai aperture yang rendah (f/1.8, f/2.8) memungkinkan lebih banyak cahaya masuk dan memberikan efek bokeh (latar belakang blur). Nilai yang tinggi (f/8, f/11) menghasilkan kedalaman fokus yang lebih luas.
Shutter Speed:
Menentukan berapa lama sensor kamera terpapar cahaya. Shutter speed yang cepat (1/1000) membekukan gerakan, sedangkan yang lambat (1/30, 1/10) bisa menambah efek blur pada gerakan.
ISO:
Mengontrol sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO rendah (100-200) memberikan kualitas gambar terbaik di cahaya terang, sedangkan ISO tinggi (800 ke atas) digunakan di cahaya rendah namun bisa menimbulkan noise.

2. Gunakan Mode Manual atau Aperture Priority

Mode Manual:
Menggunakan mode manual memberi Anda kontrol penuh atas aperture, shutter speed, dan ISO.
Aperture Priority (A/Av Mode):
Dalam mode ini, Anda hanya mengatur aperture, dan kamera otomatis memilih shutter speed yang tepat untuk exposure yang baik.

3. Gunakan Histogram

Histogram adalah alat penting di kamera yang menunjukkan distribusi cahaya dalam gambar. Ini membantu Anda melihat apakah gambar terlalu terang (overexposed) atau terlalu gelap (underexposed). Hindari puncak ekstrem di sisi kiri (terlalu gelap) atau kanan (terlalu terang) histogram.

4. Pahami Exposure Compensation

Dalam mode semi-otomatis seperti aperture priority atau shutter priority, Anda dapat menggunakan fitur exposure compensation untuk menambah atau mengurangi exposure sesuai kebutuhan tanpa harus beralih ke mode manual.

5. Perhatikan Dynamic Range

Kamera memiliki keterbatasan dalam menangkap detail pada area yang sangat terang (highlight) dan sangat gelap (shadow) dalam satu gambar. Gunakan bracketing exposure untuk mengambil beberapa foto dengan exposure yang berbeda, lalu gabungkan dalam post-processing untuk menjaga detail di area yang terang dan gelap.

6. Gunakan ND Filter untuk Kondisi Terang

Jika Anda ingin memotret dengan shutter speed lambat di siang hari atau cahaya terang, gunakan ND (Neutral Density) filter untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk tanpa mengubah warna gambar.

7. Coba Long Exposure untuk Efek Dramatis

Long exposure sangat efektif untuk fotografi lanskap, jalanan malam, atau air terjun, di mana shutter speed lambat (1 detik atau lebih) menciptakan efek gerakan lembut dan dramatis.

 

0 responses on "Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Ngerti Tentang Exposure"

Leave a Message

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright © 2017 - Jakarta School of Photography

Setup Menus in Admin Panel