Nasib Perusahaan Kamera Di Tahun 2020
Nasib Perusahaan Kamera Di Tahun 2020
Sepertinya kita semua telah mengetahui tentang virus covdi 19, virus yang menyebar hampir ke-200 negara tanpa diskriminasi, bahkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Italia, Perancis juga terdampak, tidak terkecuali negara tercinta kita Indonesia.
Virus ini sangat berbahaya karena penularannya yang sangat cepat bahkan oleh orang-orang yang tidak mengalami gejala. Dan justru karena tidak mematikan, maka virus dengan mudah menyebar sebelum orang tersebut merasakan gejala atau sakit parah.
Karena mobilitas orang-orang sangat tinggi, penyebaran virus ini sangat luas dibandingkan dengan virus flu pendahulunya (SARS CoV, MERS, H1N1 dll). Akibat wabah ini banyak dampak yang langsung berkaitan dengan industri fotografi antara lain dibatalkannya banyak acara dan pameran fotografi internasional, dan ditutupnya beberapa perusahaan produksi kamera.
Baik perusahaan besar dan kecil akan mulai memecat pegawai, atau yang masih bertahan mengurangi gaji karyawannya.
Dampak ekonomi bagi perusahaan kamera
Bagi yang bekerja di perusahaan pembuat kamera seperti Canon, Nikon, Sony, Fuji, Olympus, Panasonic dll baik sebagai pegawai atau sebagai pengusaha akan kehilangan pekerjaannya karena dalam situasi pembatasan sosial seperti ini.
Sebelumnya di awal tahun 2020, sebelum pandemi melanda dunia, penjualan kamera digital sudah jauh menurun dibandingkan dengan masa-masa jayanya sekitar tahun 2010-2012.
Sebagai perbandingan, di tahun 2010, kamera digital baik kamera compact maupun DSLR yang terjual ada 121.5 juta unit. Tahun 2012 adalah puncaknya penjualan kamera yang bisa berganti lensa DSLR/mirrorless yaitu 20 juta unit. Tapi di tahun 2019, kamera compact hampir habis pasarnya, dari 100 juta tinggal enam juta saja, karena kamera saku lambat-laun digantikan oleh kamera ponsel, dan kamera yang bisa bertukar lensa tinggal 6.4 juta unit.
Dari 20 juta unit di tahun 2012 menurun jadi 6.4 juta berasa sekali. Berapa banyak perusahaan yang harus tutup dan karyawan yang harus dirumahkan?
Keadaan di awal 2020 memang sudah runyam, dan sekarang diperparah dengan pandemi Covid-19. Dengan pandemi yang menyebar keseluruh dunia, semua kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang seperti acara pernikahan, pertunjukan, dan traveling, semuanya akan ditunda atau dihentikan. Otomatis kebutuhan akan kamera baru menurun, pekerjaan fotografi komersial juga akan berkurang karena budget perusahaan berkurang dan anggaran yang dianggap tidak penting akan dipangkas.
Produksi kamera dan pengembangan gear tahun ini akan melambat karena gangguan supply chain untuk mendapatkan komponen-komponennya. Kamera dan lensa baru yang diumumkan awal tahun akan tertunda.
Turunnya penjualan kamera cukup drastis dibandingkan bulan Maret 2019, penjualan kamera menurun 64%, bulan-bulan kedepannya April, Mei sepertinya tidak lebih baik.
Setelah stok lama yang di diskon habis, harga kamera dan lensa baru akan makin mahal karena nilai tukar Rupiah yang melemah dibanding USD plus biaya produksi dan distribusi kamera akan meningkat. Harapannya, semoga tidak ada perusahaan kamera yang gulung tikar di kondisi yang sulit ini.
Bagaimana nasib perusahaan pembuat kamera?
Dampak ini pastinya akan memperkecil divisi perusahaan kamera. Perusahaan pembuat kamera kan tidak hanya bikin kamera saja, ada divisi-divisinya, misalnya Canon juga membuat printer dan mesin fotokopi, Olympus banyak membuat alat-alat kesehatan, dan sebagainya.
Kalau kita lihat, yang paling dominan adalah Nikon yang divisi imaging-nya mencapai 39%, Canon 13%, Sony 6%, Olympus 5%, Ricoh Pentax 3% Panasonic 0.5% dst.
Semakin tinggi persentasenya, bisa jadi makin bahaya, karena penurunan penjualan sangat memukul perusahaan, tapi kalau angkanya terlalu kecil, bisa ada resikonya terendiri.
Bisa jadi perusahaan induknya merasa divisi kamera tidak menghasilkan, atau bisa jadi akan dibubarkan. Jadi besaran persentase divisi kamera bukan jaminan.
Akibatnya adalah harga-harga kamera dan lensanya akan lebih tinggi dari sekarang dan produksinya akan lebih terbatas. Tapi Nikon sepertinya akan membuat kamera dan lensa yang lebih unik kedepannya, seperti lensa 58mm f/0.95 yang cukup banyak peminatnya.
Yang mungkin lebih baik adalah kamera Canon dan Sony, karena saat ini mangsa pasar mereka kan masih luas, punya banyak jenis kamera dari yang murah sampai mahal, dari yang amatir sampai profesional. Banyak fotografer dan videografer profesional yang masih mengandalkan alat-alat buatan mereka.
Untuk Fujifilm, di era digital ini saya perhatikan seperti kembang api, kadang muncul dan meledak lalu surut. Contohnya dulu Fuji punya kamera DSLR pro yang keren dengan merk Finepix yang saat itu bekerjasama dengan Nikon.
Kamera baru Fuji cenderung meningkat di fitur videonya yang segmennya sudah ramai diisi oleh Sony , Panasonic Lumix dan Canon, terutama kalau Canon EOS R5 yang sudah diumumkan specnya ternyata bagus.
Harga kamera dan lensa akan naik atau turun?
Soal harga gear, sepertinya dalam waktu dekat ini akan ada diskon-diskon, membuatnya jadi murah, karena perusahaan dan toko perlu menurunkan tingkat stoknya yang sudah terlanjur dibuat awal tahun. Jadi beberapa bulan kedepan adalah waktu yang baik untuk membeli kamera dan lensa.
Tapi setelah itu, mungkin harganya akan naik lagi, karena ongkos produksi jadi meningkat akibat pelemahan penjualan yang menjadi tren saat ini memaksa perusahaan untuk meningkatkan harga karena jika tidak akan terancam merugi.
Jadi bagaimana menurut kalian? Perusahaan mana yang akan bertahan dan berkembang setelah pandemi ini berakhir?
Jakarta School of Photography
nasib perusahaan kamera di tahun 2020, nasib pabrikan kamera di tengah pandemi covid 19, nasib perusahaan kamera di tengah pandemi corona, perusahaan kamera di saat wabah corona, perusahaan kamera di saat wabah covid 19, bisnis kamera di tengah pandemi corona, bisnis kamera di tengah pandemi covid 19, perusahaan kamera gulung tikar, perusahaan kamera saat wabah corona, nasib pekerja perusahaan kamera, nasib karyawan pabrikan kamera, new normal, new normal fotografer, new normal videographer, new normal drone pilot,
More from my site
Tag:bisnis kamera di tengah pandemi corona, bisnis kamera di tengah pandemi covid 19, dampak covid 19 bagi pabrikan kamera, dampak covid 19 terhadap pabrikan kamera, dampak virus corona bagi perusahaan kamera, dampak virus corona terhadap perusahaan kamera, nasib karyawan pabrikan kamera, nasib pabrikan kamera di tahun 2020, nasib pabrikan kamera di tengah pandemi covid 19, nasib pekerja perusahaan kamera, nasib perusahaan kamera di tahun 2020, nasib perusahaan kamera di tengah pandemi corona, New normal, New normal drone pilot, New normal fotografer, New normal videographer, perusahaan kamera di saat wabah corona, perusahaan kamera di saat wabah covid 19, perusahaan kamera gulung tikar, perusahaan kamera saat wabah corona