• No products in the cart.

Prosedur Darurat Pada SPUKTA

Prosedur Darurat Pada SPUKTA

Prosedur darurat (Emergency Procedures) berbeda-beda untuk setiap jenis SPUKTA sebagaimana telah dirancang oleh pabrikan. Awak penerbangan bertanggung jawab untuk menguasai manual operasional SPUKTA yang akan dioperasikan sebelum operasi penerbangan dilakukan. Menyediakan Emergency Checklist (Gambar 2) merupakan bagian dari praktik terbaik (best practice) dan aman jika terjadi keadaan darurat. Pilot SPUKTA harus selalu siap untuk melaksanakan prosedur darurat (emergency procedures) ketika terjadi kehilangan link, kehilangan GPS, atau ada pesawat lain atau halangan di jalur penerbangan. Dia harus memberi pengarahan kepada awak penerbangan sebelum dimulainya operasi penerbangan tentang prosedur darurat (emergency procedures) dan memiliki lokasi pendaratan jika terjadi keadaan darurat (emergency) atau misi dibatalkan. Setelah pesawat mendarat dengan selamat, kondisi tersebut harus didokumentasikan untuk tujuan perawatan.

Beberapa kemungkinan keadaan darurat akibat kegagalan sistem adalah sebagai berikut:

● Kehilangan komunikasi datalink
● Kehilangan GPS
● Software autopilot error/gagal
● Kehilangan tenaga mesin (Engine Power)
● Ground Control System (GCS) gagal
● Intrusi pesawat lain ke wilayah udara misi SPUKTA

Checklist ini merupakan panduan dan bukan checklist definitif untuk semua SPUKTA. Sesuaikan dan konsultasikan dengan agen atau vendor SPUKTA setempat untuk memastikan kesesuaian checklist. Daftar tersebut di atas tidak mewakili seluruh penyebab kegagalan misi SPUKTA, karena jenis kegagalan dan kondisi darurat berbeda-beda tergantung pada SPUKTA, kesibukan pada wilayah udara operasi, dan kinerja kru. Banyak SPUKTA memiliki sejumlah opsi failsafe jika terjadi kegagalan atau situasi darurat, diantaranya menggunakan metode stabilisasi dan Mode Automated Return to Land (RTL).. Fitur lainnya adalah software fail-recovery. Opsi failsafe secara spesifik pada setiap jenis SPUKTA harus diuraikan dalam dokumentasi SPUKTA (Operator Manual, Checklist, dll.). Mekanisme failsafe harus diujikan selama pelatihan dan penerbangan. Terbang tanpa mekanisme fail-safe ini tidak direkomendasikan. Prosedur penghindaran kondisi darurat harus ditentukan sebelum mendarat.

Pilihannya meliputi mendarat (landing) dengan segera, pindah ke lokasi lain dan 254ketinggian lain yang telah ditentukan, atau pendekatan lainnya. Semua kemungkinan serangan (incursions) harus dinilai untuk keperluan mitigasi risiko.
Dalam hal kehilangan link atau terbang jauh, Pilot SPUKTA harus mengevaluasi wilayah udara yang terkena dampak dan menghubungi badan pengendali terkait (yaitu menara kendali / AirNav Indonesia, manajer bandara, serta institusi terkait lainnya.) sesegera mungkin dengan menyampaikan detil data penerbangan seperti: lokasi, arah dan ketinggian, kecepatan dan waktu penerbangan yang tersisa (sisa tenaga pada battery).

Tingkatkan pelatihan penerbangan Anda dengan mengikuti training & sertifikasi di tempat kami. Sistem yang dilengkapi GPS pada drone pelatihan di Jakarta School of Photography adalah salah satu fiturnya yang paling menonjol dan menjadikannya pilihan ideal untuk pemula, untuk mempertahankan hover yang stabil dan mempertahankan posisinya di udara bahkan dalam kondisi angin sepoi-sepoi. Membuatnya lebih mudah bagi pilot baru untuk mengendalikan drone agar terhindar dari crash yang membuat pengalaman pelatihan lebih efektif, dan memungkinkan pilot mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menerbangkan drone yang lebih aman dengan percaya diri.

 

JADWAL SERTIFIKASI DRONE

https://linktr.ee/sertifikasiindonesia

Untuk informasi pelatihan dan sertifikasi di Jakarta dan diluar Jakarta bisa langsung mendaftar atau menghubungi nomor dibawah ini

 

 

0 responses on "Prosedur Darurat Pada SPUKTA"

Leave a Message

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright © 2017 - Jakarta School of Photography

Setup Menus in Admin Panel