• No products in the cart.

Setting Kamera Untuk Food Photography

Setting Kamera Untuk Food Photography

Pengaturan kamera dapat menjadi bagian paling menakutkan dari belajar menghasilkan gambar yang diinginkan. Aperture, shutter speed, ISO, white balance, dan tombol-tombol tampak membingungkan bagi sebagian besar dari kita pada awalnya, membuat fitur Auto pun begitu menggoda.

Dalam memotret makanan kita perlu mengatur settingan kamera agar pada saat pengambilan foto dapat berjalan dengan baik dan benar. Kita perlu ingat ketika menempatkan kamera ke mode manual untuk mengambil foto makanan.

Dibawah merupakan tahapan yang perlu kita ketahui cara setting kamera untuk memotret food photography.

Berikut cara setting kamera untuk mengambil foto makanan antara lain : 

1. Set ISO dengan kondisi pencahayaan di sekitar

Untuk makanan, diinginkan gambar dengan detail yang tajam, dan semakin rendah ISO semakin tajam foto yang dihasilkan, sebaliknya setting ISO yang semakin tinggi, ketajaman gambar akan berkurang.

  • Cahaya terang = 100-400.
  • Cahaya rendah = 400-1600.
  • Cahaya sangat rendah = 1600-6400.

2. Set Aperture 

Dengan membayangkan cara kerja mata, bahwa pupil mata semakin kecil dalam cahaya terang dan lebih besar dalam kegelapan, begitu juga aperture. Fokus atau depth of field, akan lebih dangkal saat pupil (atau aperture) semakin besar.

Hal ini bisa menjadi teknik yang berguna untuk fotografi makanan, karena dengan menggunakan aperture terbuka, kita dapat memiliki apa yang disebut dengan fokus selektif, dan berkonsentrasi pada bagian tertentu dari foto. Lalu mengapa ini selalu begitu membingungkan? Karena aperture memiliki hubungan terbalik dengan angka pada kamera. Nomor kecil (misal, 2,8) berarti memiliki aperture besar, dan nomor besar (misal, 11) berarti memiliki kecil.

3. Shutter speed berhubungan langsung dengan ISO dan aperture.

Pada fotografi makanan, yang pada dasarnya berupa foto still life, menggunakan shutter speed 1/60 atau lebih cepat akan memungkinkan kita untuk memegang kamera tanpa blur tanpa menggunakan tripod. Misalnya, setting yang biasa di gunakan adalah shutter speed 1/60, aperture 4,0 dan 100 ISO, adalah titik awal saya, tanpa tripod. Jika ISO semakin tinggi, hanya perlu penyesuaian shutter speed pada aperture yang konstan.

4. White Balance sekarang dibuat jauh lebih mudah. 

Dengan munculnya fotografi digital dan khususnya penemuan format file RAW, set kamera ke auto white balance (AWB) dan kemudian melakukan koreksi white balance di Photoshop/Lightroom. Bila diinginkan foto bernuansa lebih dingin atau biru, perlu meningkatkan temperaturenya mendekati 5.500o Kelvin, dan pada nuansa hangat, atau lebih merah/oranye, atur temperatur menjadi lebih rendah, sekitar 3.200o Kelvin.

Untuk settingan kamera tergantung dari kebutuhan kita masing masing dalam menggunakan kamera untuk memotret makanan, diatas hanya beberapa panduan yang dapat menjadi refrensi anda dalam memotret makanan favorit kita. Selamat mencoba..!

Ditulis oleh
Team Dokumentasi JSP

Jakarta School of Photography

WA 0858 8175 0095

www.jsp.co.id

Follow ig : https://www.instagram.com/sekolahphoto

Follow fb : https://www.facebook.com/Jspschool/

 

setting kamera untuk food photography, panduan setting untuk fotografi makanan, setting smartphone untuk fotografi makanan, komposisi food photography, konsep food photography, teknik pencahayaan food fotografi, teknik food photography, food fotografi adalah, perlengkapan food photography, materi food photography,

0 responses on "Setting Kamera Untuk Food Photography"

Leave a Message

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright © 2017 - Jakarta School of Photography

Setup Menus in Admin Panel