Fotografi Dalam Sejarah
Fotografi Dalam Sejarah
Fotografi memiliki asal usul yang panjang dan kompleks. Istilah “fotografi” berasal dari bahasa Yunani, di mana “photos” berarti “cahaya” dan “graphein” berarti “menggambar” atau “menulis”. Konsep dasar fotografi melibatkan menangkap cahaya pada permukaan sensitif untuk menciptakan gambar yang direkam. Proses atau seni menciptakan gambar yang tahan lama dengan merekam cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya pada permukaan sensitif. Sejarah fotografi dimulai dengan perkembangan teknologi dan eksperimen di bidang optik, kimia, dan mekanika.
Sejak saat itu, fotografi terus berkembang dengan pesat, termasuk dalam bentuk fotografi mobile, fotografi digital, dan teknologi-teknologi baru seperti fotografi drone dan fotografi berbasis kecerdasan buatan. Dengan ulasan berikut ini team Jakarta School of Photography akan mengulasa tentang fotografi dalam sejarah.
Beberapa titik penting dalam sejarah fotografi:
Penemuan fotografi umumnya diatribusikan kepada Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826. Dia berhasil membuat gambar permanen dengan memproyeksikan cahaya melalui lensa ke permukaan yang dilapisi aspal. Prosesnya membutuhkan waktu lama dan menghasilkan gambar yang sangat kasar.
Louis Daguerre, seorang seniman dan penemu Prancis, mengembangkan proses daguerreotype yang memungkinkan pembuatan gambar lebih cepat dan tajam daripada sebelumnya. Pada tahun 1839, daguerreotype diumumkan kepada publik sebagai teknologi fotografi yang pertama kali dapat diakses oleh masyarakat umum.
George Eastman menciptakan kamera Kodak pertama yang menggabungkan film gulung dengan kamera portabel. Ini memungkinkan orang awam untuk mengambil gambar tanpa perlu memahami detail teknis fotografi. Setelah mengambil gambar, kamera dikirim ke laboratorium Kodak untuk mengembangkan film dan mencetak gambar. Ini adalah tonggak penting dalam demokratisasi fotografi.
Meskipun teknik fotografi berwarna ada sejak tahun 1861, fotografi berwarna yang praktis baru menjadi umum pada awal abad ke-20. Proses seperti Autochrome, Kodachrome, dan Ektachrome memungkinkan fotografer untuk mengambil gambar berwarna dengan lebih mudah.
Fotografi menjadi alat penting dalam dokumentasi peristiwa bersejarah, terutama selama Perang Dunia I dan II. Fotografer seperti Robert Capa dan Margaret Bourke-White memotret medan perang dan dampaknya.
Fotografi analog menggunakan film untuk merekam gambar, sedangkan fotografi digital memanfaatkan sensor elektronik untuk merekam cahaya. Teknologi digital memungkinkan pengolahan dan berbagi gambar dengan cepat, mengubah cara orang berinteraksi dengan fotografi.
Pengenalan kamera digital dalam smartphone memicu ledakan besar dalam produksi dan konsumsi gambar. Platform media sosial seperti Instagram memungkinkan orang untuk dengan mudah berbagi karya fotografi mereka dengan dunia.
Saat ini, fotografi berkembang menjadi berbagai aliran dan gaya, termasuk fotografi dokumenter, seni konseptual, pemandangan, potret, dan banyak lagi. Teknologi juga terus berkembang, memungkinkan fotografer untuk menciptakan karya yang lebih inovatif dan mengesankan.
Peristiwa penting dalam sejarah fotografi
Prinsip kamera obscura telah diketahui sejak zaman kuno, tetapi konsep ini menjadi dasar untuk perkembangan fotografi. Kamera obscura adalah sebuah ruangan gelap dengan lubang kecil di salah satu dinding yang memungkinkan cahaya masuk dan membentuk gambar terbalik pada dinding lainnya.
Pada awal abad ke-19, beberapa penemuan dan eksperimen oleh para ilmuwan dan seniman seperti Joseph Nicéphore Niépce dan Louis Daguerre mengarah pada pengembangan proses fotografi pertama. Pada tahun 1826, Niépce menciptakan “View from the Window at Le Gras”, dianggap sebagai foto tertua yang masih ada hingga saat ini.
Pada tahun 1839, Louis Daguerre memperkenalkan proses daguerreotype, yang merupakan teknik fotografi pertama yang dapat menghasilkan gambar permanen. Proses ini melibatkan penggunaan pelat tembaga yang dilapisi dengan lapisan perak sensitif terhadap cahaya.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan Daguerre, William Fox Talbot mengembangkan proses negatif-positif. Ini memungkinkan fotografer untuk mencetak beberapa salinan dari satu negatif, membuka jalan untuk reproduksi fotografi.
Seiring berjalannya waktu, berbagai teknik dan proses fotografi baru terus dikembangkan. Proses wet plate collodion, dry plate, dan roll film semuanya muncul pada pertengahan hingga akhir abad ke-19.
George Eastman mendirikan Eastman Kodak Company dan memperkenalkan kamera Kodak pada tahun 1888. Kamera ini menggunakan film fleksibel dan dilengkapi dengan 100 ekspose tanpa perlu mengganti film. Setelah pengambilan gambar, kamera dikirim ke perusahaan untuk pengolahan film dan pencetakan gambar.
Abad ke-20 menyaksikan banyak perkembangan penting dalam fotografi. Ini termasuk pengenalan kamera rangefinder, kamera SLR (single-lens reflex), dan akhirnya kamera digital pada akhir abad ini.
Perkembangan teknologi digital membawa fotografi ke dimensi baru. Kamera digital memungkinkan gambar untuk diambil, dilihat, dan disunting secara instan, mengubah cara orang berinteraksi dengan medium ini.
Perkembangan fotografi digital
Kamera digital pertama kali muncul pada akhir tahun 1980-an hingga awal 1990-an. Kamera-kamera ini masih memiliki resolusi rendah dan kualitas gambar yang terbatas. Mereka umumnya mahal dan digunakan oleh profesional.
Selama 1990-an, resolusi kamera digital mulai meningkat. Kamera-kamera ini lebih terjangkau dan mulai menarik minat konsumen. Namun, resolusi yang dihasilkan masih jauh lebih rendah daripada kamera film tradisional.
Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, kamera digital kompak yang lebih terjangkau dan mudah digunakan mulai populer. Mereka memiliki resolusi yang lebih baik dan mulai menggantikan kamera film pada tingkat konsumen.
Pada pertengahan hingga akhir 2000-an, kamera DSLR mulai menjadi lebih terjangkau dan tersedia bagi konsumen. DSLR menyediakan kontrol yang lebih baik atas pengaturan fotografi dan kualitas gambar yang lebih tinggi dibandingkan kamera kompak.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kamera mirrorless mulai muncul pada awal 2010-an. Kamera mirrorless menghilangkan mekanisme cermin yang ditemukan pada DSLR, membuatnya lebih kompak dan ringan. Mereka menyediakan kualitas gambar yang sangat baik dan fleksibilitas dalam pengaturan.
Selama bertahun-tahun, sensor kamera digital mengalami peningkatan signifikan dalam hal resolusi dan kualitas gambar. Sensor lebih besar dengan piksel yang lebih besar menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik, terutama dalam kondisi cahaya rendah.
Sistem autofokus pada kamera juga mengalami perkembangan pesat. Teknologi deteksi fase dan deteksi kontras semakin cepat dan akurat, memungkinkan fotografer untuk mengambil gambar yang lebih tajam dan fokus.
Banyak kamera digital sekarang memiliki kemampuan merekam video berkualitas tinggi. Beberapa bahkan mampu merekam video resolusi 4K atau bahkan 8K.
Kamera digital modern semakin sering dilengkapi dengan konektivitas nirkabel seperti Wi-Fi dan Bluetooth. Ini memungkinkan pengguna untuk mentransfer gambar dengan cepat ke perangkat lain, seperti ponsel cerdas atau komputer.
Beberapa kamera digital modern dilengkapi dengan fitur kecerdasan buatan yang memungkinkan kamera mengenali objek, wajah, dan situasi tertentu untuk mengoptimalkan pengaturan dan hasil gambar.
Teknologi pemrosesan gambar semakin canggih, memungkinkan pengeditan dan penyempurnaan yang lebih baik langsung di dalam kamera.
Kemajuan dalam kamera smartphone juga telah mengubah lanskap fotografi digital. Kamera-kamera smartphone semakin canggih dan mampu menghasilkan gambar berkualitas tinggi.
Tag:Apa itu fotografi secara singkat?, Bagaimana awal sejarah perkembangan fotografi di Indonesia?, Bagaimana awal sejarah perkembangan fotografi?, fotografi adalah, Fotografi ditemukan pertama kali oleh siapa?, jelaskan sejarah mulanya fotografi itu ditemukan, jenis jenis fotografi, sejarah singkat fotografi brainly