Istilah-istilah Penting yang Wajib diketahui Konten Kreator
Istilah-istilah Penting yang Wajib diketahui Konten Kreator
Saat terjun ke dunia video content, tentunya kita sudah mempelajari berbagai hal teknis seputar pembuatan video. Namun, untuk sukses berkarir di bidang ini masih ada banyak hal lain yang perlu untuk dipelajari. Seorang content creator juga wajib mengetahui berbagai istilah viral yang sering muncul.
Meskipun tampaknya sepele dan tidak berhubungan dengan pembuatan video, namun menguasai istilah-istilah tersebut bisa memperlancar pekerjaan. Terutama, saat kita harus berkoordinasi dengan banyak orang. Istilah viral, sudah umum dilontarkan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia ini.
Bisa kita bayangkan kebingungan yang harus kita rasakan hanya karena tidak memahami istilah yang digunakan lawan bicara kita. Belum lagi waktu yang terbuang hanya untuk menanyakan maksud dari lawan bicara.
Bisa jadi reputasi kita sebagai seorang kreator pun tercoreng, hanya karena kita tidak menguasai istilah viral yang sudah umum dipakai. Maka dari itu, mari kita dalami istilah-istilah viral tersebut di sini!
Istilah Viral Yang Wajib Diketahui Content Creator
Tuntutan kerja di dunia konten ini serba cepat. Maka, kita pun harus cepat mempelajari istilah-istilah ini. Mengingat tak ada mata kuliah khusus untuk mempelajari istilah viral, tampaknya kita harus terjun langsung untuk menghafalnya.
Tak sulit untuk mempelajari istilah viral ini. Beberapa istilah sudah cukup sering muncul dan digunakan dalam konten di berbagai platform. Jika kita belum pernah mendengarnya pun, kita bisa mulai mempelajarinya di sini.
1. Niche
Istilah ini sering sekali muncul di dunia marketing dan memiliki fungsi yang penting. Niche ini merujuk pada segmentasi target pasar. Saat akan meluncurkan video atau campaign, tentunya perlu menentukan target pasar yang memiliki keunikan karakteristik yang spesifik.
Dengan menentukan niche ini berarti sudah ada target audience yang dipilih. Sebagai seorang kreator, mempelajari niche ini sangat penting karena berkaitan erat dengan audiencenya.
Dengan menentukan niche, akan membantu kreator untuk mengetahui minat, kebiasaan, dan selera dari audience. Sudah pasti informasi tersebut akan memengaruhi konten seperti apa yang harus dibuat agar menarik perhatian audience.
2. Keyword
Orang-orang terkadang menggunakan versi bahasa Indonesianya, yaitu kata kunci. Istilah ini merujuk pada kata atau serangkaian kata yang akan dipakai pada proses pencarian di Google. Misalnya saat kita mengetikkan “hotel murah di bali” pada kolom pencarian Google. Maka kata “hotel murah di bali” tersebut adalah kata kuncinya.
Dalam setiap pembuatan konten, baik itu berupa tulisan ataupun video, wajib untuk menyertakan kata kunci di dalamnya. Hal ini bertujuan agar setiap kali ada pencarian dengan kata kunci tersebut, kontennya akan muncul dalam hasil pencarian.
3. Brief
Bagi kreator konten, brief ini menjadi pedoman saat membuat konten. Brief berisi panduan, arahan dan persyaratan dalam membuat konten. Baik kreator maupun influencer dan seluruh pihak, semua akan bekerja mengikuti brief yang ada.
Isi dari brief sendiri adalah konten seperti apa yang harus dibuat. Juga memuat arahan akan apa yang harus kreator lakukan maupun tidak boleh untuk dilakukan. Termasuk apa yang harus muncul dan tidak boleh muncul pada kontennya. Selain menjadi pedoman dalam pembuatan konten, brief juga menjadi rancangan awal konten.
4. Copy
Setelah menerima brief, biasanya prosesnya akan berlanjut dengan membuat copy. Ini maksudnya adalah konten dalam bentuk tulisan. Ini bisa berupa teks caption, artikel, skenario, ataupun deskripsi produk yang muncul dalam konten.
5. Influencer Dan KOL (Key Opinion Leader)
Jika sebelumnya kita mengenal istilah artis, maka di masa serba konten ini kita mengenal influencer. Istilah ini merujuk pada figur atau orang yang terkenal di platform media sosial. Dengan popularitas yang mereka miliki, orang-orang ini mampu mempengaruhi orang lain dalam memutuskan untuk membeli suatu barang.
Tentunya, influencer memiliki pengaruh terbesar saat mempromosikan produk. Influencer umumnya menerima endorsement atau promosi produk. Kemudian akan membuat konten, baik artikel, foto, ataupun video yang memuat kelebihan produk tersebut.
Sementara KOL sedikit berbeda dari influencer karena seorang Key Opinion Leader memiliki latar belakang pendidikan dengan kualifikasi pada bidangnya. Jadi, opini seorang KOL lebih valid daripada influencer. Selain itu dari sisi kekuatan media sosialnya, KOL tidak sekuat influencer. Seringkali KOL tidak memiliki jumlah follower sebanyak influencer.
6. Buzzer
Selain influencer dan KOL ada pula buzzer. Peran seorang buzzer sedikit banyak serupa dengan
influencer, yaitu untuk mempromosikan suatu produk dengan menginformasikan kelebihannya. Namun, ada hal besar yang membedakan buzzer dari kedua peran di atas.
Identitas seorang buzzer tidak jelas. Berbeda dari influencer yang membangun reputasi dan memiliki kepercayaan dari followersnya, buzzer justru tidak jelas sosok di baliknya. Oleh karena itu, buzzer umumnya hanya berfungsi untuk mengenalkan produk saja.
Di Indonesia sendiri buzzer sudah memiliki reputasi yang cukup buruk karena digunakan secara besar-besaran dalam persaingan politik. Selain itu, konten dari buzzer yang terkesan tidak natural seperti hasil buatan chatbot juga semakin memperburuk reputasinya.
7. Endorsement
Dalam dunia digital marketing, istilah endorsement ini mengacu pada kontrak promosi suatu produk/
jasa pada platform media sosial. Umumnya endorsement ini mengikat influencer/KOL dengan pemilik produk/jasa.
Jika influencer/KOL sudah menerima endorsement, maka wajib untuk membuat konten yang mengulas produk/jasa. Review ini bertujuan untuk mempromosikan toko, keunggulan produk/jasa tersebut, dan juga mereknya.
Promosi produk sendiri untuk memengaruhi followers dari influencer/KOL untuk membeli produk/jasanya. Juga untuk membangun brand awareness akan merek tersebut. Alternatif lain dari endorsement adalah paid promotion.
8. Disclosure
Istilah ini sering muncul atau terucap dari influencer. Arti dari disclosure sendiri adalah pengungkapan. Namun dalam dunia konten sendiri, istilah ini muncul hanya jika konten, baik tulisan, foto, ataupun video, bukanlah hasil dari paid promotion.
Pemilik akun mengulas produknya tanpa menerima kompensasi dari toko/perusahaan pemilik produk. Sehingga ulasannya adalah hasil opini pribadi dan jujur mengungkapkan apa yang dirasakan olehnya. Perusahaan pun tidak bertanggung jawab atas isi ulasannya.
9. Content Approval
Seperti arti harafiahnya, content approval berarti persetujuan akan hasil akhir konten dari pihak brand. Jika sudah mendapatkan approval maka konten sudah bisa untuk diposting.
Seorang content creator wajib melalui proses approval ini. Hal ini untuk memastikan bahwa semua detil yang ada pada konten sudah sesuai dengan brief dan juga ekspektasi pihak brand. Juga bisa untuk memastikan konten sesuai dengan brand persona mereka.
10. Reach
Istilah ini mengacu pada jumlah pengunjung platform media sosial atau situs. Reach sendiri terbagi menjadi tiga macam berdasarkan asalnya:
- Organic reach yaitu pengunjung yang mengakses konten dari hasil pencarian.
- Paid reach yaitu pengunjung yang mengakses konten Anda dari iklan atau paid promote yang Anda pasang.
- Viral reach yaitu pengunjung yang mengakses konten karena mereka sebelumnya melihat konten tersebut menerima like, komentar, atau dibagikan oleh orang lain.
Team Dokumentasi
Istilah-istilah Penting yang Wajib diketahui Konten Kreator, apa yang dimaksud dengan istilah-istilah media sosial, content creator, contoh content creator, konten mirroring adalah, influencer adalah, istilah konten kreator, istilah konten kreator, istilah content creator,