Pengaruh Narkoba dan Alkohol terhadap Performa Remote Pilot Drone
Pengaruh Narkoba dan Alkohol terhadap Performa Remote Pilot Drone
Regulasi Penerbangan melarang penggunaan alkohol dan obatobatan apapun
Peraturan penerbangan sipil nasional tidak memasukkan referensi khusus mengenai penggunaan obat-obatan. Namun, ada dua peraturan yang penting untuk diingat. Regulasi penerbangan sipil nasional melarang seseorang bertindak sebagai pilot-in-command atau dalam kapasitas lain sebagai anggota awak penerbangan pilot, apabila orang tersebut:
- Mengetahui atau memiliki alasan untuk mengetahui kondisi medis apa pun yang akan membuat orang tersebut tidak dapat memenuhi persyaratan untuk sertifikat medis yang diperlukan untuk operasi pilot, atau
- Sedang mengkonsumsi obat-obatan atau menerima perawatan lain untuk suatu kondisi medis yang mengakibatkan orang tersebut tidak dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikat medis yang diperlukan untuk beroperasi sebagai pilot
Selanjutnya, Regulasi penerbangan sipil nasional melarang penggunaan obatobatan apa pun yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dengan cara apa pun yang bertentangan dengan keselamatan.
Regulasi penerbangan sipil nasional secara teratur meninjau BPOM dan data lain untuk memastikan bahwa obat yang ditemukan dapat diterima untuk tugas penerbangan dan tidak menimbulkan resiko keamanan yang merugikan. Obatobatan yang tidak menimbulkan efek samping yang nyata di lapangan dapat
menimbulkan masalah serius bahkan pada ketinggian yang relatif rendah.
Bahkan pada ketinggian penerbangan umum yang biasa, perubahan konsentrasi gas atmosfer dalam darah dapat meningkatkan efek obat-obatan yang sebelumnya tampak tidak berbahaya yang dimana dapat mengakibatkan gangguan kemampuan penilaian, pengambilan keputusan, dan performa. Selain itu, kelelahan, stres, dehidrasi, dan nutrisi yang tidak memadai dapat meningkatkan kerentanan seorang penerbang terhadap efek samping dari berbagai obat-obatan, meskipun sang penerbang tersebut tidak merasakan efek apapun sebelumnya.
Apabila obat-obatan berbeda diminum pada saat yang bersamaan, efek samping dari obat-obatan tersebut bisa saja lebih terasa. Pertimbangan penting lainnya adalah bahwa seorang pilot dapat didiskualifikasi dari suatu situasi penerbangan berdasarkan resep obat-obatan untuk menangani kondisi medis pilot tersebut. Regulasi penerbangan sipil nasional akan mempertimbangkan kondisi tersebut dalam konteks risiko ketidakmampuan secara medis, dan juga penggunaan obat-obatan untuk gangguan kognitif, dan salah satu atau keduanya mungkin saja tidak dapat diterima untuk lulus sertifikasi medis dan agar diingat agar jangan pernah mencampur obat-obatan dengan alkohol karena efeknya seringkali tidak dapat diprediksi.
Regulasi penerbangan sipil nasional melarang pilot melakukan tugas anggota kru saat sedang menggunakan obat- obatan apa pun yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh yang bertentangan dengan upaya keselamatan. Yang paling aman adalah tidak terbang sebagai anggota kru saat sedang mengkonsumsi obat-obatan apa pun, kecuali jika telah mendapatkan persetujuan dari Regulasi penerbangan sipil nasional. Jika ada keraguan mengenai efek obat-obatan apa pun, konsultasikan dengan tim medis sebelum melakukan kegiatan penerbangan.
Hal yang perlu dipertimbangkan dari seorang Pilot drone
Sebelum setiap penerbangan, semua pilot harus melakukan penilaian fisik secara personal yang tepat untuk memastikan keselamatan dengan memastikan tidak mengalami IMSAFE. IMSAFE yang merupakan singkatan dari Illness, Medication, Stress, Alcohol, Fatigue, dan Emotion.
Untuk komponen obat-obatan dalam IMSAFE, seorang pilot perlu bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah saya telah mengonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kemampuan penilaian saya atau dapat membuat saya mengantuk? Untuk obat-obatan baru, OTC atau dengan resep, Anda harus menunggu setidaknya 48 jam setelah dosis pertama sebelum penerbangan untuk memastikan Anda tidak memiliki efek samping merugikan yang akan membuat pengoperasian pesawat menjadi tidak aman. Selain pertanyaan tentang pengobatan, seorang pilot juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Jangan minum obat-obatan yang tidak perlu;
- Pastikan Anda makan-makanan dengan gizi seimbang secara teratur;
- Bawalah makanan ringan untuk Anda dan penumpang Anda selama penerbangan;
- Pertahankan kondisi hidrasi yang baik – bawalah banyak air; (5) Pastikan tidur yang cukup pada malam sebelum penerbangan; dan (6) Tetap bugar secara fisik.
Efek Alkohol Terhadap Performa Pilot drone
Alkohol merusak efisiensi kinerja tubuh manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi alkohol terkait erat dengan penurunan performa. Selama penerbangan, seorang pilot harus membuat ratusan keputusan yang beberapa di antaranya harus dibuat dengan cepat.
Penerbangan yang aman amat bergantung pada kemampuan pilot untuk membuat keputusan yang benar dan mengambil tindakan yang tepat pada saat menjalankan rutinitas dan munculnya situasi abnormal. Pengaruh alkohol secara drastis akan mengurangi kemungkinan untuk menyelesaikan penerbangan tanpa adanya insiden.
Alkohol dalam kadar kecil dapat menimbulkan efek antara lain:
- Mengurangi kemampuan membuat penilaian
- Mengurangi rasa tanggung jawab
- Mempengaruhi kemampuan koordinasi
- Mengurangi kinerja indra visual
- Mengurangi kapasitas memori, mengurangi kemampuan penalaran, dan menurunkan fokus
Satu ons alkohol dapat menurunkan tingkat kecepatan dan kekuatan refleks otot, mengurangi efisiensi gerakan mata saat membaca, dan meningkatkan frekuensi terjadinya kesalahan. Gangguan penglihatan dan pendengaran dapat terjadi dengan mengkonsumsi sedikitnya satu gelas minuman beralkohol.
Saat mengalami mabuk, seorang pilot masih berada dalam pengaruh alkohol. Meskipun pilot tersebut mungkin berpikir dia baik-baik saja, gangguan terhadap respon motorik dan mental masih akan tetap ada. Sebagian besar kadar alkohol dapat tetap berada di dalam tubuh selama lebih dari 16 jam, jadi pilot harus berhati-hati agar tidak terbang terlalu cepat setelah minum.
Intoksikasi bergantung pada kadar alkohol dalam aliran darah. Intoksikasi biasanya diukur sebagai persentase kadar alkohol dalam darah. Regulasi penerbangan sipil nasional mengharuskan kadar alkohol dalam darah kurang dari 0,04 persen dan 8 jam telah berlalu setelah konsumsi alkohol dan mengendalikan pesawat. Seorang pilot dengan kadar alkohol dalam darah 0,04 persen atau lebih setelah 8 jam tidak dapat terbang sampai alkohol dalam darah turun di bawah jumlah tersebut. Meskipun alkohol dalam darah mungkin jauh di bawah 0,04 persen, seorang pilot tidak dapat terbang sebelum 8 jam berlalu setelah mengkonsumsi alkohol.
Untuk lebih dalam mengetahui informasi diatas kalian dapatkan di 12 Aeronautical Knowledge dengan cara mendaftarkan diri dalam mengikuti pelatihan serta sertifikasi drone yang ada di Jakarta School of Photography dengan cara menghubungi nomor dibawah ini.
https://linktr.ee/sertifikasiindonesia
Pengaruh Narkoba dan Alkohol terhadap Performa Remote Pilot Drone, pelatihan drone bersertifikat, biaya pelatihan drone, prosedur standar pada saat penerbangan drone, training drone indonesia, seorang remote pilot harus dapat menunjukan pengetahuan aeronautika, definisi sistem pesawat udara kecil tanpa awak adalah, pengaruh alkohol untuk pilot drone, dampak alkohol terhadap pilot drone, bahaya alkohol untuk pilot drone,
More from my site
Tag:bahaya alkohol untuk pilot drone, biaya pelatihan drone, dampak alkohol terhadap pilot drone, definisi sistem pesawat udara kecil tanpa awak adalah, pelatihan drone bersertifikat, pengaruh alkohol untuk pilot drone, Pengaruh Narkoba dan Alkohol terhadap Performa Remote Pilot Drone, prosedur standar pada saat penerbangan drone, seorang remote pilot harus dapat menunjukan pengetahuan aeronautika, training drone indonesia