• No products in the cart.

7 Penyebab Drone Crash yang Perlu Diketahui

7 Penyebab Drone Crash yang Perlu Diketahui

Salah satu aktivitas seru yang bisa menghibur sekaligus menjadi pengisi waktu luang ialah menerbangkan drone. Bukan hanya akan membangkitkan rasa antusias dari dalam diri seseorang saja, namun juga bisa melihat keadaan seandar dari atas. Walaupun aktivitas ini sangat seru untuk dilakukan, menerbangkan drone bisa jadi bencana bagi penggunanya. Sebut saja drone yang hilang kendali dan tiba-tiba jatuh saat mengudara.

Apalgi jika pesawat tanpa awak yang dimiliki belum terpasangi dengan GPS yang berfungsi untuk tracking dan locking position. Fenomena drone yang crash saat di udara bisa jadi masalah yang cukup fatal. Lalu, apa saja penyebab drone crash?

Salah satu faktor utama penyebab drone hilang kendali ialah faktor alam. Sebut saja hujan, angin kencang, atau faktor cuaca lain yang tidak memungkinkan drone untuk terbang. Hal ini tentu menjadi kendala yang sangat besar bagi penerbang drone. Pasalnya, faktor alam menjadi faktor abstrak yang sulit untuk diprediksi, meskipun memang ada ramalan cuaca dan segala macam, namun tidak ada seorangpun yang bisa memprediksinya secara akurat.

Mungkin saja saat penerbang ingin menerbangkan pesawat tak berawaknya, angin masih belum berhembus. Tapi saat drone sudah mencapai ketingguan tertentu, tiba-tiba muncul angin dengan kecepatan yang cukup tinggi. Drone itu kemudian akan terbawa oleh arah angin, penerbang juga akan merasa panik karena remot kontrolnya tidak bisa digunakan. Alhasil, pesawat tanpa awak akan terjatuh pada suatu tempat, alias menghilang.

Penyebab Drone Crash

Selain faktor-faktor alam seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada pula faktor lain yang menjadi penyebab drone crash. Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini.

1. Voltase Baterai

Pada dasarnya, pesawat tanpa awak memiliki dua jenis baterai yang melengkapinya. Salah satunya adalah baterai yang terpasang pada Hobby RC atau remote control, dan satu lainnya terpasang pada drone itu sendiri. Guna mengatasi sekaligus menghindari fenomena drone crash saat berada di udara, penting bagi penerbang untuk memiliki baterai checker yang dapat memeriksa kondisi dari baterai tersebut, entah itu untuk baterai remote control ataupun baterai drone. Umumnya, baterai checker akan menjadi alat untuk memastikan apakah baterai yang digunakan sudah terisi penuh atau belum saat Anda hendak menerbangkannya. Sebagai catatan saja, voltase baterai maksimal yang dimiliki sel baterai adalah 4,2 volt.

2. Flight Controller Crash

Penyebab drone crash lainnya adalah flight controller yang mengalami crash. Flight controller sendiri memiliki firmware yang berisi berbagai program dengan fungsi yang berbeda. Adapun untuk kinerja dari CPU Flight controller ini harus berada di bawah 30%. Untuk mengecek kinerja itu, Anda dapat menggunakan software configurator. Di beberapa kasus drone crash, kebanyakan diantaranya disebabkan karena terlalu banyak mengaktifkan fitur dengan berbagai jenis filter untuk gyro-nya. Peningkatan loop time juha akan membuat CPU bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Alhasil, flight controller akan mengalami kegagalan dalam mengolah dan mengirimkan sinyal ke bagian ESC. Hal tersebutlah yang akan membuat drone mengalami crash dan tiba-tiba jatuh.

3. Interferensi Sinyal RF

Menyamai frekuensi yang sudah banyak digunakan pada alat-alat wireless seperti halnya wifi internet, microphone wifi, dan alat komunikasi lainnya,  remote control pada RC pesawat ataupun drone menggunakan frekuensi sebesar 2,4 Ghz. Jelas saja, hal ini memberikan banyak pengaruh terhadap penggunaan remote control itu sendiri. Semakin besar sinyal jamming yang diperoleh, reliabilitas RC akan semakin berkurang. Akibatnya, drone hanya mampu terbang pada jarak yang pendek. Apabila penerbang dengan nekat menerbangkan drone dengan jangkauan area yang lebih jauh dari kapasitasnya, maka drone akan mengalami lost signal dan kemudian crash.

Jika memungkinkan, kita dapat mengaktifkan fitur RSSI atau Received Signal Strength Indication pada remote control untuk mengatasi kendala ini. Atau bisa juga dengan menerbangkan drone fpv, sehingga kita bisa memantau dan mengaturnya melalui configurator yang ada. Dengan begitu, kita bisa lebih leluasa dalam memantau kekuatan sinyal remote control dan tentunya hal ini akan mencegah terjadinya crash akibat sinyal yang hilang.

4. Port Rusak

Penyebab drone mengalami crash selanjutnya adalah port rusak. Pada dasarnya, terdapat dua kesalahan yang mengakibatkan terjadinya port rusak. Salah satunya adalah karena cacat produksi dan kesalahan dalam pemasangannya. Karenanya, mengecek kembali fisik dan fungsional dari masing-masing port sebelum merakitnya menjadi hal yang tidak boleh luput dari perhatian kita. Apabila kita mendapati adanya cacat produksi pada bagian port, kita biza langsung menukarnya ke toko dimana kita membelinya agar bisa memperoleh port yang baru.

Perhatikan pula 4 ESC yang ada pada drone. Pastikan komponen-komponen ini sama persis mulai dari spesifikasi, bentuk fisik, hingga versi firmwarenya. Jika terdapat perbedaan meskipun itu datang dari versi firmware, drone yang sudah dirakit dimungkinkan akan tidak stabil saat diterbangkan. Motor juga akan menjadi lebih panas/overheat. Tak ayal jika kemudian kerusakan serta ketidasesuaian port pada drone menjadi penyebab drone crash.

5. Port Terlalu Panas

Pesawat tanpa awak memiliki beberapa komponen yang kurang resist terhadap panas yang berlebihan. Sebut saja FC, PDB, ESC, Receiver, dan Motor. Jika komponen-komponen tersebut mengalami overheat, maka drone akan crash, hilang kendali, jatuh ke darat secara tiba-tiba, hingga terbakar di udara.
Untuk menghindarinya, kita dapat mengeceknya terlebih dahulu sebelum lepas landas. Apakah port sedang dalam kondisi yang panas atau tidak. Perhatikan pula ESC dan Motor setelah drone diterbangkan. Ketika kedua komponen itu masih hangat, artinya drone dalam kondisi normal.

6. Salah Arah Ketika Menerbangkan Drone

Salah arah ketika menerbangkan drone juga bisa menjadi penyebab drone crash. Pada saat drone terbang dengan ketinggian yang cukup tinggi, penerbang mungkin akan mengalami kesulitan untuk membedakan yang mana arah depan dan mana arah belakang. Terlebih jika penerbang tersebut merupakan seorang pemula yang sedang belajar mengoperasikan pesawat tak berawak. Karenanya, selalu pastikan untuk membiasakan diri dengan sisi depan, juga sisi belakang dari drone yang sedang terbang di udara. Sehingga kemungkinan drone mengapami crash pun dapat diminimalisir.

7. Menekan Tombol RTH Terlalu Cepat

Adapula tombol RTH yang ditekan terlalu cepat yang menjadi penyebab drone crash. Hal ini bisa terjadi apabila komponen kabel yang terpasang pada drone longgar atau kondisi port yang sudah rusak. Untuk menghindari hal ini terjadi, pastikan untuk selalu memasang kabel drone dengan benar dan teliti. Sedangkan untuk menjaga kondisi dari port, penerbang harus berhati-hati saat hendak melepas kabel dari drone.

Langkah yang Harus Dilakukan Saat Drone Mengalami Crash

Tidak peduli seberapa andal dan berpengalamannya pilot pesawat tanpa awak, kemungkinan drone akan mengalami crash pasti ada. Terlebih bila drone sudah memiliki indikasi beberapa penyebab drone crash di atas. Lalu apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi?

Terdapat beberapa hal yang mungkin akan membantu penerbang ketika drone yang dioperasikannya mengalami crash. Beberapa hal tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Matikan drone beserta remot controlnya dengan cara melepas baterai dan propeller yang dipasang.
  2. Gunakan cairan alkohol untuk membersihkan semua debu, kotoran, ataupun pasir yang menempel pada drone setelah jatuh.
  3. Putar motor pada saat drone dalam keadaan terbalik secara manual. Hal ini dilakukan untuk membuang kotoran atau pasir yang menempel. Selain itu, penerbang juga bisa meniup bagian motor ini untuk menghilanhkan kotoran tersebut.
  4. Cek kembali apakah terjadi kerusakan pada bagian gimbal. Misalnya saja gimbal menjadi bengkok ataupun retak.
  5. Periksa kamera drone, apakah ada bagian yang retak atau hilang saat terjatuh.
  6. Periksa kondisi baterai secara fisik, apakah ada kerusakan atau tidak.
  7. Cek bagian propeller yang ada. Apakah mengalami retak atau tidak. Perlu dicatat, baiknya pilot pesawat tak berawak menghindari penggunaan propeller yang sudah retak agar drone dapat bekerja dengan maksimal.
  8. Cek pula semua bagian bantalan yang dimiliki komponen gimbal.
  9. Cek kondisi bagian frame termasuk landing gear yang dimungkinkan mengalami retak.
  10. Untuk memastikan semua komponen dapay berfungsi dengan benar dan tidak kehilangan barang satu sekrup pun, kita dapat memeriksa setiap motor yang terpasang pada drone.
  11. Pada setiap bagian drone yang bergera, bersihkan ulang debu, kotoran, atau pasir yang mungkin masih tersisa.
  12. Bila dirasa sudah cukup bersih, segera masukkan kembali baterai ke tempat kompartemennya.
  13. Usahakan untuk menyalakan kembali drone yanpa menggunakan propeller pada permukaan yang datar. Lalu, biarkan drone melakukan prosedur start-up-nya.
  14. Sebelum melakukan IMU, lakukan kalibrasi kompas terlebih dahulu.
  15. Gunakan pengontrol gimbal untuk memeriksa apakah gimbal dapat bergerak tanpa ada masalah atau tidak.
  16. Pasang propeller setelah mematikan drone. Kemudian hidupkan kembali dan pastikan bahwa tidak ada bagian komponen yang bergoyang saat drone dinyalakan.
  17. Biarkan drone terbang sebentar pada ketinggian 1 meter. Perhatikan dengan baik apakah drone memiliki gerakan yang aneh atau tidak.
  18. Lakukan beberapa manuver sederhana saat merekam sebuah video. Misalnya saja dengan mengarahkan drone untuk maju, munduh, atas, bawah, ke kanan, dan juga ke kiri.
  19. Lihat dan tinjau kembali hasil rekaman yang berhasil diambil. Apakah terjadi guncangan pada gambarnya atau tidak.
  20. Lanjutkan dengan melakukan penerbanhan jarak menengah, dan pastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik.
  21. Jika ditemukan adanya ketidakberesan pada saat penerbang melakukan uji coba terbang setelah drone mengalami crash, penerbang disarankan untuk langsung menghubungi pihak penerbit produk drone yang digunakan, guna memperoleh kejelasan akan kerusakan yang diderita drone dan bagaimana solusi lanjutan yang harus dilakukan.

Itulah beberapa daftar penyebab drone crash lengkap dengan langkah-langkah tanggap yang perlu dilakukan saat drone mengalami crash.

Selain itu untuk menambah kemampuan serta pengetahuan kita dalam menerbangkan drone dengan baik kita dapat belajar menerbangkan drone di Jakarta School of Photography, yang merupakan lembaga pelatihan serta sertifikasi ternama, memiliki para instruktur berpengalaman serta berkompeten. Didukung oleh fasilitas yang memadai baik untuk pelatihan dalam kelas maupun praktek lapangan, untuk informasi pendaftaran bisa langsung menghubungi nomor 0858 8175 0095.

Ditulis oleh:
Team Dokumentasi

Jakarta School of Photography



WA 0858 8175 0095

 

 

7 Penyebab Drone Crash yang Perlu Diketahui, penyebab drone jatuh, kerusakan yang sering terjadi pada drone, drone rusak, drone hilang sinyal, drone tidak mau menyala, penyebab drone disconnected, drone tidak stabil, penyebab drone hilang sinyal, penyebab drone tidak mau menyala, penyebab drone tidak stabil, tips mencegah drone crash, tips mencegah drone jatuh saat diterbangkan, 

0 responses on "7 Penyebab Drone Crash yang Perlu Diketahui"

Leave a Message

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Copyright © 2017 - Jakarta School of Photography

Setup Menus in Admin Panel