Apa Perbedaan Videografi dan Sinematografi?
Apa Perbedaan Videografi dan Sinematografi?
Peralihan analog menuju digital dapat dikatakan cukup banyak berkontribusi dalam perkembangan teknologi di berbagai bidang industri. Tak terlepas pula teknologi pada bidang audio/visual, khususnya industri film.
Dapat dikatakan demikian karena peralihan tersebut mampu mengubah atau bahkan melahirkan istilah-istilah yang belum pernah ada sebelumnya. Sebelumnya, istilah “sinematografi” hanya merujuk pada sebuah disiplin ilmu yang merupakan salah satu aspek yang membangun sebuah film. Namun, dewasa ini tak jarang pula kita mendengar istilah tersebut digunakan di luar industri film.
Kerap terjadi penggunaannya pada seni dalam memproduksi sebuah video, yang sebenarnya lebih tepat jika menggunakan istilah “videografi”. Meski sama-sama merupakan istilah dalam bidang audio/visual dan terasa tipis perbedaannya, perbedaan videografi dan sinematografi sebenarnya cukup jelas. Untuk menghindari timbulnya kekeliruan yang berkelanjutan, simak pembahasan apa yang sebenarnya menjadi perbedaan videografi dan sinematografi.
Videografi dan sinematografi adalah dua bidang yang berkaitan dengan pembuatan video. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Videografi adalah proses pengambilan gambar dan perekaman video menggunakan kamera video. Videografi dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti dokumentasi, hiburan, atau promosi.
Sinematografi adalah seni dan teknik pengambilan gambar dan pencahayaan untuk menciptakan efek visual yang diinginkan. Sinematografi umumnya digunakan dalam pembuatan film, namun juga dapat digunakan dalam pembuatan video lainnya, seperti iklan, dokumenter, atau video musik.
Perbedaan Videografi dan Sinematografi
Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara videografi dan sinematografi:
Tujuan
Videografi umumnya bertujuan untuk menangkap momen atau peristiwa secara realistis. Tetapi kalo Sinematografi, di sisi lain, bertujuan untuk menciptakan efek visual yang dramatis atau artistik.
Teknik
Videografi mencakup tahap pascaproduksi seperti editing, dan biasa pula terjadi tahapan tersebut dikerjakan oleh orang yang sama. Seorang videografer dapat bekerja sendiri atau dalam tim, sedangkan sinematografi dipastikan membutuhkan sebuah kerja tim dikarenakan skala produksi yang berbeda. Biasanya sinematografer tak bekerja mengoperasikan kamera secara langsung, melainkan membutuhkan seorang asisten kamera pada tahap produksi. Sebenarnya, kekeliruan yang kerap terjadi dapat dikatakan pula disebabkan oleh penggunaan istilah-istilah yang sama dalam videografi dan sinematografi yang kemudian menjadi rancu.
Peralatan
Videografi umumnya menggunakan kamera video digital. Sinematografi, di sisi lain, dapat menggunakan kamera video digital atau kamera film, tergantung pada kebutuhan produksi.
Esensi
Videografi yang berbasis digital mengutamakan teknik mengoperasikan kamera, seni menangkap momen, dan menghasilkan video dengan kualitas baik. Namun, dengan mempertimbangkan elemen-elemen tersebut bukan berarti video yang dihasilkan ditujukan untuk kepentingan sinema atau film. Sedangkan sinematografi dapat dikatakan sebuah seni dalam menyampaikan sebuah pesan dan merepresentasikannya melalui visual. Sinematografi sendiri merupakan bentuk komunikasi visual atau bahasa kedua setelah cerita yang hendak disampaikan melalui sebuah film.
Contoh
Videografi : Video dokumentasi pernikahan, video liburan, atau video tutorial
Sinematografi : Film layar lebar, iklan televisi, atau video musik
Perbedaan sinematografi dan videografi memang tidak begitu jelas seperti videografi dan fotografi. Tetapi artikel ini diharapkan bisa memberi kalian ide mengenai perbedaan dari tujuan dan gaya bekerja kedua profesi itu.
Intinya, sinematografi lebih tentang seni dan ilmu membuat film sedangkan videografi lebih tentang videografi merekam suatu peristiwa. Seorang sinematografer cenderung harus lebih kreatif dan melibatkan seni sedangkan seorang videografer secara umum lebih berfokus dalam menangkap momen.
Ingin menjadi keduanya? Sangat bisa! Segera mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihannya di Jakarta School of Photography dengan cara menghubungi nomor dibawah ini.